Sejarah TCP / IP
Nama : M. Hafry Alfathya
Kelas : X MM 2
Absen : 20
Sejarah TCP / IP
Sejarah TCP/IP dimulainya dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket
switching digital yang didanai oleh DARPA (Defence Advanced Research Projects
Agency) pada tahun 1969.Sementara itu ARPANET terus bertambah besar sehingga
protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi menampung jumlah node
yang semakin banyak.Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan protokol
komunikasi yang lebih umum, yakni TCP/IP.Ia diadopsi menjadi standard ARPANET
pada tahun 1983.
Untuk memudahkan proses konversi, DARPA juga mendanai suatu proyek
yang mengimplementasikan protokol ini ke dalam BSD UNIX, sehingga dimulailah
perkawinan antara UNIX dan TCP/IP..Pada awalnya internet digunakan untuk
menunjukan jaringan yang menggunakan internet protocol (IP) tapi dengan semakin
berkembangnya jaringan, istilah ini sekarang sudah berupa istilah generik yang
digunakan untuk semua kelas jaringan.Internet digunakan untuk menunjuk pada
komunitas jaringan komputer worldwide yang saling dihubungkan dengan protokol
TCP/IP.
Keunggulun dari TCP/IP
1. Perkembangan protokol TCP/IP menggunakan standar protokol terbuka
sehingga tersedia secara luas.
2. Tidak tergantung pada perangkat keras atau sistem operasi jaringan
tertentu sehingga TCP/IP cocok untuk menyatukan bermacam macam network,
misalnya Ethernet, token ring, dial-up line, X-25 net dan lain lain.
3. Cara pengalamatan bersifat unik dalam skala global, memungkinkan
komputer dapat mengidentifikasi secara unik komputer yang lain dalam seluruh
jaringan, walaupun jaringannya sebesar jaringan worldwide Internet. Setiap
komputer yang tersambung dengan jaringan TCP/IP (Internet) akan memiliki
address yang hanya dimiliki olehnya.
4. TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang
memungkinkan diterapkan pada internetwork.
Arsitektur dan Protokol Jaringan TCP/IP
Dalam arsitektur jaringan komputer, terdapat suatu lapisan-lapisan ( layer )
yang memiliki tugas spesifik serta memiliki protokol tersendiri. ISO (International
Standard Organization) telah mengeluarkan suatu standard untuk arsitektur jaringan
komputer yang dikenal dengan nama Open System Interconnection ( OSI ). Standard
ini terdiri dari 7 lapisan protokol yang menjalankan fungsi komunikasi antara 2
komputer. Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP
Fungsi masing-masing layer arsitektur TCP/IP
1. Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan
besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegralkan mengintegralkan berbagai
jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.
2. Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada
OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang
digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan
koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan.
3. Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak
yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada
jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal,
lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat
menemukan tujuannya dimana pun berada. Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah:
a. Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari
tujuan.
b. Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai
tujuan yang diinginkan.
4. Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara
end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima
pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
a. Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut
harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data
dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
b. Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah
informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari
kesalahan.
5. Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang
berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan.Karena itu,
terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP
yang dapat dijalankan.
Internet Protocol
Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang
tepat. Oleh karena itu Internet Protokol memegang peranan yang sangat penting dari jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan TCP/IP pasti bertumpu kepada
Internet Protocol agar dapat berjalan dengan baik.
IP merupakan protokol pada network layer yang bersifat :
- Connectionless, yakni setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan
melalui rute secara independen. Paket IP (datagram) akan melalui rute yang
ditentukan oleh setiap router yang dilalui oleh datagram tersebut. Hal ini
memungkinkan keseluruhan datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang
berbeda karena menempuh rute yang berbeda pula.
- Unreliable atau ketidakandalan yakni Protokol IP tidak menjamin datagram yang
dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Ia hanya akan melakukan best effort
delivery yakni melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut
sampai ke tujuan.
Suatu datagram bisa saja tidak sampai dengan selamat ke tujuan karena
beberapa hal berikut:
- Adanya bit error pada saat pentransmisian datagram pada suatu medium
- Router yang dilewati mendiscard datagram karena terjadinya kongesti dan
kekurangan ruang memori buffer
- Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat adanya router yang down
Terjadinya kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping
Setiap paket IP membawa data yang terdiri atas :
- Version, yaitu versi dari protokol IP yang dipakai.
- Header Length, berisi panjang dari header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
- Type of Service, berisi kualitas service yang dapat mempengaruhi cara
penanganan paket IP.
- Total length Of Datagram, panjang IP datagram total dalam ukuran byte.
- Identification, Flags, dan Fragment Offset, berisi data yang berhubungan
fragmentasi paket.
- Time to Live, berisi jumlah router/hop maksimal yang dilewati paket IP
(datagram). Nilai maksimum field ini adalah 255. Setiap kali paket IP lewat satu
router, isi dari field ini dikurangi satu.
- Protocol, mengandung angka yang mengidentifikasikan protokol layer atas
pengguna isi data dari paket IP ini.
- Header Checksum, berisi nilai checksum yang dihitung dari jumlah seluruh field
dari header paket IP.
- Source Address dan Destination Address, isi dari masing-masing field ini cukup
jelas, yakni alamat pengirim dan alamat penerima dari datagram.
Pembagian Kelas IP Address
Pengertian
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di internet
sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh dunia. Dengan menentukan IP
address berarti kita telah memberikan identitas yang universal bagi setiap interadce
komputer.
Format Penulisan IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda titik
setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address dapat
dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan biner
seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4 bilangan desimal
yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih dikenal dengan “notasi
desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan nilai dari satu oktet IP address.
Contoh hubungan suatu IP address dalam format biner dan desimal :
Pembagian Kelas IP Address
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID)
dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari
network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu
network.
IP address dibagi ke
dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan
tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh
sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat
besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan
multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental.
Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis
address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk
pengenal host. Address tersebut adalah:
1. Network Address.Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada
jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 192.168.9.35.
Tanpa memakai subnet (akan diterangkan kemudian), networkaddress dari host ini
adalah 192.168.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2
segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi
routing pada Internet.
2. Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi
yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti
diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari
host yang akan dituju oleh datagram tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka
hanya host tujuan saja yang memproses datagram tersebut, sedangkan host lain
akan mengabaikannya.
3. Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang digunakan untuk
komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-datagram unicast. Artinya,
datagram/paket memiliki address tujuan berupa satu host tertentu. Hanya host yang
memiliki IP address sama dengan destination address pada datagram yang akan
menerima datagram tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya.
Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan host ID
yang digunakan :
- Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni IP
address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya sendiri.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini
merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
- Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat network
digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
- Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
Komentar
Posting Komentar